Pada suatu malam, Nasruddin sedang jalan-jalan di sepanjang tempat yang sepi. Ketika dihadang oleh sepasukan kuda yang mendekatinya dengan kecepatan tinggi, tiba-tiba imajinasinya mulai bekerja. Dia melihat dirinya terluka atau terampas atau terbunuh. Ditakuti pemikiran demikian dia meloncat, menaiki sebuah dinding, buru-buru masuk kuburan dan berbaring di dalam liang lahat yang terbuka. Ia bersembunyi.
Teka-teki pada perilaku Nasruddin itu, membuat para penunggang kuda dan pelancong mengikutinya. Mereka menemukan dia berbaring, tegang, dan menggigil.
"Apa yang terjadi? Sedang apa Anda di dalam liang kubur itu? Kami lihat Anda lari terbirit-birit. Bolehkah kami menolong Anda? Kenapa Anda berada di dalam tempat ini?"
"Karena kalian banyak mengajukan pertanyaan yang tidak perlu, maka di sana ada sebuah jawaban yang jujur," kata Nasruddin, yang kini bebas dari apa yang telah terjadi. "Semuanya tergantung pada sudut pandang kalian. Jika kalian ingin tahu sebabnya, sudah tentu aku di sini, sebab Anda ada di sini karena aku!"
23.NASRUDDIN MENIPU PENIPU
Nasruddin mendengar ada seorang anak muda yang mengaku tidak bisa ditipu oleh siapa pun. Suatu hari Nasruddin bertemu dengannya di sebuah perempatan.
"Tunggu aku di sini. Sebentar lagi aku perlihatkan bagaimana aku bisa menipumu," kata Nasruddin, sambil beranjak pergi meninggalkannya.
"Baik, kita buktikan saja," jawab anak muda itu. Setelah menunggu beberapa jam, Nasruddin belum tampak batang hidungnya, hingga si anak muda tersebut merasa jenuh.
Tak lama kemudian, lewatlah seorang temannya. Ia bertanya heran, "Kenapa kau berdiri di sini?"
Setelah mendengar cerita temannya itu, dia tertawa terpingkal-pingkal sembari berkata, "Kau tolol ! Kau tolol ! Kau telah ditipunya".
24.NASRUDDIN SUDAH MATI
Pada suatu hari Nasruddin menyuarakan pikirannya dengan nada filosofis, "Siapakah yang dapat menjelaskan makna kehidupan dan kematian?"
Isterinya, yang sedang sibuk di dapur mendengar pertanyaan itu Lalu berkata: "Dasar laki-laki - tidak praktis ! Orang bodoh pun tahu, jika ujung-ujung jari seseorang sudah kaku dan dingin, ia sudah mati."
Nasruddin terkesan oleh kebijaksanaan istrinya yang praktis itu. Sekali peristiwa pada musim dingin ia berjalan-jalan di atas salju dan merasakan tangan dan kakinya mati rasa serta kaku karena kedinginan.
"Aku temyata sudah mati,"pikirnya. Lalu muncul pikiran berikutnya : "Mengapa aku masih berkeliaran di jalan, jika sudah mati ? Aku harus berbaring seperti layaknya semua orang mati." Lalu, Ia pun berbaring persis seperti orang mati.
Sejam kemudian lewatlah beberapa pejalan kaki. Mereka menemukannya terbaring di tepi jalan. Mereka mulai berdiskusi, apakah orang itu masih hidup atau sudah mati. Nasruddin ingin berteriak sekuat tenaga dan berkata: "Hai orang-orang bodoh, tidakkah kamu lihat bahwa aku sudah mati? Tidak tahukah kamu, bahwa ujung-ujung tangan dan kakiku dingin dan kaku ?" Tetapi ia menyadari bahwa orang yang mati tidak pantas masih bicara. Maka ia pun diam.
Akhirnya mereka memutuskan bahwa orang yang terbaring di atas salju itu pasti sudah mati. Maka mereka mengusung jenasahnya ke kuburan. Belum begitu jauh berjalan, mereka sampai di persimpangan jalan. Mulailah mereka bertengkar lagi mengenai jalan mana yang menuju ke kuburan. Nasruddin menahan diri untuk diam selama ia dapat. Tetapi akhimya ia tidak tahan lagi dan berkata: "Maaf, saudara-saudara. jalan ke kuburan adalah jalan di sebelah kiri saudara. Saya tahu, orang mati tidak berbicara, tetapi untuk kali ini saja saya membuat kekecualian. Maaf, saya berjanji tidak akan mengucapkan sepatah kata lagi. Terima kasih."
25.KEPALA DAN KAKI NASRUDDIN
Satu hari yang panas Nasruddin kehilangan keledainya dan pergi ke pasar berjalan kaki. Namun sesampainya di pasar ia tersesat di jalanan pasar dan berputar-putar sepanjang hari. Akhirnya ia pergi ke sebuah penginapan untuk beristirahat.
"Tolong tunjukkan kepadaku tempat tidur." Nasruddin berkata kepada pelayan penginapan. Namun, ketika ia mendapati tempat tidurnya Nasruddin berbaring dengan cara yang terbalik, Ia meletakkan kakinya di atas bantal.
Pelayan itu berkata pada Nasruddin, "Tuan, Anda tidur terbalik. Seharusnya Anda meletakkan kepala di atas bantal."
"Tidak. Tidak apa-apa pelayan. Kakiku tidak bersalah. Semua kesulitan yang aku derita berawal dari kepalaku." Ujar Nasruddin.
26.RESEPNYA MASIH ADA PADAKU
Suatu hari Nasruddin pergi ke pasar dan membeli sepotong daging. Saat pulang ke rumah ia berjumpa seorang teman yang memberi dia sebuah resep khusus untuk memasak daging itu. Nasruddin sangat senang. Akan tetapi, sebelum ia tiba dirumah, serombongan burung gagak besar mencuri daging itu dari tangan Nasruddin dan terbang kabur.
"Hai ! Kamu pencuri !" Teriak Nasruddin dengan marah pada rombongan gagak yang kabur membawa dagingnya.
"Kamu sudah mencuri dagingku ! Tetapi kamu tidak akan menikmati daging itu, resepnya masih ada padaku !"
27.MENGUBAH AIR DANAU AKSEHIR MENJADI YOGHURT
Suatu hari orang-orang menemukan Nasruddin yang menuangkan sisa yoghurt ke danau Aksehir.
"Nasruddin, apa yang kamu lakukan ?" Seorang laki-laki bertanya
"Aku sedang mengubah danau ini menjadi yoghurt." Nasruddin menjawab.
"Apakah dengan sedikit ragi dapat mengubah danau yang besar menjadi yoghurt ?" Laki-laki itu kembali bertanya sedangkan orang-orang sekelilingnya menertawakan Nasruddin.
"Kau tak tahu barangkali itu bisa saja terjadi," Nasruddin menjawab, "Tetapi apa akibatnya jika itu terjadi"
28.UANG TIPS
Suatu hari Nasruddin pergi ke sebuah hamam ( Pemandian umum di Turki) dengan berpakaian seadanya, pelayan pemandian tidak begitu memperhatikan Nasruddin karena penampilannya yang lusuh itu. Mereka hanya memberi Nasruddin sepotong sisa sabun, satu baju mandi lusuh dan sebuah handuk tua. Saat Nasruddin selesai mandi dan meninggalkan hamam itu, ia memberi masing-masing dua pelayan satu koin emas dan tidak mengeluhkan layanan mereka yang kurang baik. Pelayan tersebut sangat terkejut, mereka heran dan berpikir apabila mereka memperlakukan dia lebih baik pasti Nasruddin memberi mereka persenan yang lebih besar. Minggu depannya, Nasruddin datang lagi. Kali ini mereka memperlakukan Nasruddin layaknya orang terhormati dan memberi dia handuk bersulam dan baju mandi dari sutera. Setelah dipijat dan diberi wewangian, ia meninggalkan hamam itu dan memberi para pelayan itu masing-masing satu koin tembaga yang bernilai paling kecil.
"Ini, adalah kunjungan yang ter]akhir, koin tembaga ini untuk tips saat pertama kali aku datang, sedangkan uang emas yang lalu untuk tips hari ini." Ujar Nasruddin
30.NASRUDDIN BERTEMU TURIS
Nasruddin pergi naik haji ke Mekah dan ketika ia ada di Madinah. Ketika ia berjalan melintasi sebuah mesjid di Madinah, seorang wisatawan yang tampak kebingungan mendekatinya.
"Maaf Tuan" katanya,"Tuan sepertinya asli orang sini. Dapatkah Tuan menceritakan sesuatu tentang mesjid ini ? Mesjid ini terlihat sangat penting. Buku panduan wisata saya hilang Tuan."
Nasruddin sangat ingin membantu orang itu. Tidak punya ide bagus untuk menjawab pertanyaan itu, segera saja ia memulai penjelasannya dengan antusias.
"Mesjid ini sudah sangat tua dan bersejarah. Mesjid ini dibangun oleh Alexander Angung untuk memperingati penaklukannya atas tanah Arab."
Turis itu cukup terkesan dengan penjelasan Nasruddin. Namun ia tidak dapat menyembunyikan rasa keraguan atas jawaban Nasruddin diwajahnya.
"Bagaimana mungkin ? Bukankah Alexander Agung adalah orang Yunani dan bukan seorang Muslim ? Bukankah demikian ?" Tanya wisatawan itu penasaran.
"Kulihat kau tahu mengenai masalah ini." Jawab Nasruddin dengan sedih karena gagal. "Dalam kenyataannya Alexander sangat bergembira atas keberuntungannya saat perang yang kemudian membuatnya masuk Islam dan membangun sebuah mesjid sebagai tanda syukur kepada Tuhan."
"Oh, begitu. Tapi, bukankah Islam belum ada pada zaman Alexander ?" lanjut wisatawan itu.
"Benar sekali. Sungguh hal yang menyenangkan bertemu seseorang yang mengerti sejarah kami.", jawab Nasruddin."Sebagaimana yang diketahui, Tuhan telah menunjukkan kepada Nasruddin untuk memulai sebuah agama baru sebagai pelopor Islam."
Wisatawan itu memandangi mesjid dengan perasaan penuh rasa hormat, tapi sebelum Nasruddin menyelinap diam-diam ke tengah rombongan orang yang melintas di dekatnya, masalah lain mengejarnya.
"Tapi, bukankah penyebar Islam adalah seseorang yang bernama Muhammad ? Itu yang dikatakan koran-koran terakhir. Saya yakin bukan Alexander.", kata wisatawan itu.
"Saya dapa melihat bahwa Anda banyak belajar di sekolah." jawab Nasruddin. "Saya baru akan menjelaskan masalah itu. Alexander mendedikasikan hidup barunya pada Islam dan kemudian menggunakan identitas diri baru. Dia mengganti nama lamanya dengan Muhammad."
"Benarkah ?", turis itu terkagum-kagum, "Luar biasa ! Tapi, saya yakin Alexander Agung hidup jauh sebelum Muhammad ? Apakah itu benar ?"
"Tentu saja tidak !" jawab Nasruddin. "Anda memikirkan Alexander Agung yang berbeda sedangkan saya berbicara tentang seorang yang bernama Muhammad."
31.NASRUDDIN DAN PEMAIN ZURNA
Satu hari Nasruddin ingin bisa memainkan zurna (sejenis alat musik tiup) dan mengunjungi seorang pemain zurna.
"Berapa biaya untuk belajar meniup zurna ?", tanya Nasruddin.
"300 keping akche / koin untuk pelajaran pertama dan 100 keping akche untuk pelajaran berikutnya.", jawab pemain zurna.
"Boleh juga.",jawab Nasruddin, "Kita bisa memulainya dari pelajaran kedua. Dulu saya seorang penggembala domba dan saya berpengalaman dalam bersiul. Itu pasti cukup baik sebagai pelajaran pertama, bukankah demikian?"